Biografi Armijn Pane


Oval: Armijn Pane
Muarasipongi, Tapanuli Selatan,
Sumatera Utara
18 Agustus 1908 - 16 Februari 1970


Description: D:\GALLERY\Armijn_p.jpg

 

Armijn Pane adalah seorang pengarang. Selain dikenal sebagai pengarang, ia juga merupakan pendiri majalah Poedjangga Baroe. Ia telah banyak memberikan jasa-jasanya dalam perkembangan dunia kesusastraan Indonesia di tahun 1940-an. Dilahirkan di Muara Sipongi Tapanuli Selatan pada 18 Agustus 1908. Bakat mengarang ini diwarisinya dari ayahnya Sutan Pengurabaan. Dari delapan bersaudara dua orang mewarisi bakat ayahnya yaitu Sanusi Pane dan Armijn Pane.
Pendidikan dimulai dari HIS di Padang Sidempuan, dan Tanjung Balai lalu pindah ke ELS di Sibolga dan Bukittinggi. Setelah lulus, Armijn Pane melanjutkan pendidikannya ke sekolah dokter, yaitu di STOVIA Jakarta pada tahun 1923 kemudian pindah ke NIAS Surabaya pada tahun 1927. Namun tidak beberapa lama ia keluar sebab ia merasa dirinya lebih cocok di dunia kesusastraan sehingga ia pindah ke AMS-A Solo dan lulus pada tahun 1931. Di AMS A-1 (Algemene Middelbare School), Armijn Pane mengambil jurusan Sastra Barat, di sana ia belajar tentang kesusastraan dan menulis, lulus dari jurusan sastra barat.
Sebagai pelajar aktif di Solo, ia bergabung dengan organisasi pemuda nasional yaitu Indonesia Muda, Ia lebih tertarik bergelut dalam bidang kesusastraan dibandingkan politik. Ini ditandai saat ia memulai karirnya sebagai penulis dengan menerbitkan beberapa puisi nasionalis, dan dua tahun kemudian menjadi salah seorang pendiri majalah Pujangga Baru.
          Ia mengawali karirnya sebagai wartawan Soeara Oemoem di Surabaya pada tahun 1932, mingguan Penindjauan pada tahun 1934, surat kabar Bintang Timoer tahun 1953 kemudian menjadi wartawan lepas. Bukan hanya dunia kewartawanan yang ia geluti, namun ia juga pernah menjadi Pamong Taman Siswa di berbagai kota di Jawa Timur kemudian menduduki jabatan sebagai redaktur Balai Pustaka menjelang kedatangan tentara Jepang.
          Pada zaman Jepang, Armijn dan kakaknya Sanusi Pane bekerja di Kantor Pusat Kebudayaan (Keimin Bunka Shidosho) dan menjadi kepala bagian Kesusatraan Indonesia Modern. Setelah kemerdekaam, ia aktif di bidang organisasi kebudayaan dan dalam kongres-kongres kebudayaan. Karena keaktifannya ia menjadi anggota pengurus harian Badan Musyawarh Kebudayaan Nasional (BMKN) pada tahun 1950 hingga 1955. Selain itu, ia merupakan salah satu pegawai tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Bagian Bahasa) hingga pensiun.
Armijn Pane memiliki pembawaan yang tenang, kalem, dan polos. Dalam mengerjakan sesuatu sangat cermat, teliti dan semuanya ingin terlihat rapi. Karena sangat hati-hati, persoalan yang betapapun kecilnya, akan menimbulkan keresahan dalam dirinya. Di dalam menciptakan puisi, Armijn Pane pun berbeda dengan teman-temannya. Ia punya pandangan dan gaya tersendiri. Dalam puisinya mengutamakan kesegaran, kedalaman dan kebaruan di dalam bahasa yang dipergunakannya dalam puisi. Minat Armijn Pane tidak hanya terbatas pada bidang sastra saja, tetapi perhatiannya meliputi pula seni musik, tari, lukis, dan bidang jurnalistik serta dunia kebahasaan dan sejarah. Diluar kegiatannya di bidang sastra, ia pernah berpolemik tentang musik dengan G.J. Resink dan Ali Budiarjo dalam majalah Pujangga Baru tahun 1941. Selain itu, ia juga pernah menulis buku-buku tentang bahasa Mencari Sendi Baru Tata Bahasa Indonesia tahun 1950, dan tentang sejarah Jalan Sejarah Dunia ditahun 1952.
Armijn Pane terakhir muncul dimuka umum pada tanggal 15 Januari 1970, pada kesempatan memberikan ceramah tahunan di ruang Teater Tertutup Taman Ismail Marzuki. Dalam ceramahnya tersebut, ia menuturkan pengalaman batinnya sebagai pengarang. Ia juga menguraikan tentang sastra keagamaan dalam bahasa Indonesia, dan tentang esai-esainya yang dikaitkan terhadap kehidupan sastra waktu itu dalam keadaan pada masa tersebut, dan ini merupakan esai-esainya yang terkenal.
Armijn Pane merupakan satu sosok yang tegar walaupun ia sering juga mengalami kegelisahan. Pendiriannya yang tegas tidak dapat dirobohkan oleh celaan dan cemohan orang lain. Kini beliau telah tiada, ia menutup mata untuk terakhir kalinya di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada tanggal 17 Februari 1970 dan dikebumikan di perkuburan karet Jakarta. Ia meninggalkan anak, hanya seorang istri.
Penghargaan yang pernah ia raih adalah:
1.      Anugrah Seni bidang Sastra Indonesia Modern (1967)
2.      Hadiah Tahunan Dari Pemerintah RI
 Adapun hasil karya Armijn Pane antara lain:
1.      Belenggu karyanya ini ditulis pada tahun 1940.
2.      Jiwa Berjiwa yang diorbitkan sebagai salah satu nomor khusus Pujangga Baru pada tahun 1939.
3.      Gamelan Jiwa tahun 1960. Karya-karya yang berupa drama atau sandiwara adalah Jinak-Jinak Merpati tahun 1953
4.      Lenggang Kencana tahun 1937
5.      Lukisan Masa tahun 1937
6.      Ratna tahun 1943 yang merupakan karya saduran dari buku Nora, karya Ibsen.
7.      Kisah Antara Manusia tahun 1952 adalah buku kumpulan cerita pendeknya.
8.      Tujuan Hidup (BPII) Sebuah Buku Tinjauan Tentang Sastra Indonesia Modern (buku pelajaran) yang ditulis dalam bahasa Belanda dengan judul Kort Overzicht Van de Modern Indonesiche Literatuur tahun 1949
9.      Membangun Hari Kedua tahun 1956 yang merupakan karya terjemahan dari roman karya Ilya Ehrenburg.
10.  Sajak-sajak Muda Mr. Mohammad Yamin tahun 1954
11.  Jalan Sejarah Dunia tahun 1953
12.  Habis Gelap Terbitlah Terang tahun 1953 yang merupakan terjemahan dari surat-suratnya R.A. Kartini yang dibukukan oleh Mr. Abendanon dalam bukunya Van Duisternis to Licht
13.  Mencari Sendi-Sendi Baru Tata Bahasa Indonesia tahun 1950 ini adalah buku pelajaran mengenai bahasa Indonesia.

Di akhir hayatnya Armijn Pane masih sempat menuliskan karyanya yang berupa tiga buah roman yang terbagi atas tiga tahun 35-an dan yang ketiga tentang tahun 69-an. Armijn Pane pernah mendapat penghargaan Anugrah Seni pada tahun 1967 dari pemerintah karena karya-karyanya dan jasa-jasanya dalam bidang sastra terutama dalam bidang Sastra Indonesia Modern.


Tidak ada komentar: