Jumat, 15 Maret 2013

GALAU @DUNIA MAYA


 
GALAU. Satu kata yang tidak tabu lagi bagi khalayak ramai di zaman globalisasi saat ini, khususnya para kawula muda. Kalau ditelisik lebih peka, kata “galau” baru eksis dan “dinaikdaunkan” oleh para remaja sekitar awal tahun 2010, padahal kata ini ada dan bertengger dalam kamus sudah sejak lama loh.
Eksistensi kata GALAU ini seakan menjadi Icon bagi para kawula muda yang sedang dirundung kebimbangan dan mengalami ketidakkaruan dalam hati. Perasaan yang tidak tenang, bĂȘte, badmood,  dilema, kecewa, yang notabennya menjurus pada kesedihan. Yahh, kata GALAU seakan mewakili segalanya yang mencakup hal-hal berbau kesedihan.
            . Tak dipungkiri, GALAU nge-trend lewat media sosial seperti twitter atau facebook. Media sosial seakan mewadahi keeksistensian kata ini kepada teman facebook ataupun followers yang sebelumnya belum mengerti bahkan jarang mendengar kata  ini sebelumnya. Dan secara tidak sadar, mereka yang baru mengerti akan mengikuti jejak para galauers  (julukan buat para penikmat galau) untuk menyisipkan kata ini dalam posting-an mereka di media sosial disaat sedang mengalami “ketidakkaruan hati”.
            Pada malam hari, rasa galau mulai bergentayangan, selain karena malam emang diciptakan berteman dengan sepi, di mana sepi itu selalu mengundang datangnya pikiran-pikiran yang membawa jiwa terjun dalam kesedihan, ini dibuktikan pula dengan banyaknya  posting-an para galauers  melalui timeline twitter ataupun beranda facebook di malam hari.

Bukan hanya faktor cinta, seperti patah hati akibat putus cinta, ditolak gebetan, dan sebagainya yang bisa mendatangkan galau, namun banyak faktor yang berpeluang mengakibatkan penggalauan. Seperti masalah keluarga, lingkungan sekitar, bahkan dari dalam diri sendiri.
Postingan-postingan di dunia maya yang berbau GALAU lebih cenderung diakibatkan karena masalah hati dan cinta. Sekitar 90 % para remaja mem-posting status mereka tentang galau karena patah hati, mengalami hubungan yang complicated dengan pasangan, dan sebagainya yang berhubungan dengan cinta. selebihnya yaitu 10 %  mengungkapkan kegalauannya yang disebabkan oleh faktor lingkungan ataupun keluarga.
Media Sosial seperti Twitter dan Facebook emang tempat yang paling mujarab buat ngeluarin uneg-uneg dan dijadikan tempat curhat. Tapi ingat, ada ratusan pasang mata loh yang bakalan nge-baca posting-an kita. Jangan sampai kita kebablasan ngeluarin uneg-uneg hingga aib kita secara tidak langsung menjadi santapan gratis para followers. Come on, dunia maya diciptakan untuk memberi hiburan guys, bukan malah menuntun kita frustasi atau 'menggalau'.
GALAU… emang kata yang pas untuk mewakili perasaan gelisah kita. Semuanya sudah mencakup perasaan ketidakkaruan dalam hati. Kata yang simple namun mampu mewakilkan perasaan kita terkhusus untuk dicurahkan melalui media sosial. Tenang guys,  Galau hal yang manusiawi kok, galau nggak dosa, selama masih dalam wadah kewajaran. Semua orang pasti akan mengalami kegalauan. Tapi ingat, galau jangan sampai merusak bentuk senyum ceria kita, jangan sampai kita terlalu lama larut dan berendam dalam danau penggalauan. jadikan galau sebagai ruang untuk mengintropeksi diri agar terus postif thingking dan menatap hari depan yang lebih cemerlang. Jadikan GALAU sebagai “GALAU”  God Always Listening And Understanding. Keep it your smile Guys… !!!