MAJAS
|
Tarigan (2011) menggolongkan majas
atas empat bagian, yaitu:
1. Majas Perulangan;
2. Majas Perbandingan;
3. Majas Pertentangan;
4. Majas Pertautan.
i. MAJAS perulangan/penegasan
1.
Aliterasi
Perulangan bunyi konsonan dari kata-kata yang berurutan.
bukan beta bijak berperi
2.
Asonansi
Pengulangan bunyi vokal dari kata-kata yang berurutan.
rindu sendu mengharu biru
3.
Anafora
Pengulangan kata pada awal kata tiap baris
Siapa menggores di langit
Siapa meretas di awan
Siapa mengkristal di kabut itu
4.
Epifora
Pengulangan kata pada akhir kata tiap baris.
Ibumu sedang memasak di dapur ketika kau tidur
Aku mencercah daging ketika
kau tidur.
5.
Simploke
Pengulangan kata pada akhir kata tiap baris.
Ada selusin gelas ditumpuk ke atas. Tak pecah
Ada selusin piring ditumpuk ke atas. Tak pecah
Ada selusin barang lain ditumpuk ke atas. Tak pecah
6.
Epiporia
Menempatkan frasa/klausa yg sama secar berulang pada akhir larik.
Pangeran, apakah sebenarnya
Inti kekejaman? Apakah sebenarnya
Sumber keserakahan ? Apakah sebenarnya
Azas kekuasaan? Dan apakah sebenarnya
7.
Anadiplosis
Mengulang kata terakhir dalam kalimat pertamapada kata pertama di
kalimat berikutnya.
lembah itu menyimpan sepi,
sepi bebatuan, sepi di dedaunan
8.
Mesodiplosis
Pengulangan di tengah baris/kalimat secara berurutan.
Hidup bagaikan surga kalau
kita anggap sebagai surga
Hidup bagaikan neraka kalau
kita anggap sebagai neraka
9.
Repetisi
Perulangan dalam baris yang sama
Sepi. Sepi sendiri aku benci
10.
Antanaklisis
Pengulangan kata yg sama dgn makna yg berbeda.
Buah bajunya terlepas membuat buah dadanya hampir kelihatan.
11.
Asindenton
Perulangan dgn menyebutkan beberapa benda/hal tanpa konjungsi.
Kalau mereka minta remah sorga,
Minta bioskop, radio, sepeda,
Polisi berkuda muncul mendera.
12.
Epanaplisis
Pengulangan kata terakhir pada akhir kalimat/klausa.
Kepada diri saya
Kepada ketulusan hati saya
Kepada kekurangan diri saya
13.
Epizeukis
Perulangan yang
bersifat langsung dari kata-kata yang penting dan diulang beberapa kali sebagai
penegasan.
Mereka membuat rel dan sepur
hotel dan kapal terbang
mereka membuat sekolah dan kantor pos
gereja dan restoran.
Tapi tidak buatku
14.
Kiasmus
Perulangan sekaligus inversi, unsur bagian kedua merupakan bagian
dari yang pertama.
Karena memikir mati aku tak dapat tidur
Karena tidak tidur aku memikirkan mati
15.
Pleonasme
Menggunakan kata-kata yang berlebihan dengan maksud menegaskan arti
suatu kata.
Naik ke atas
Turun ke bawah
16.
Polisindenton
Menggunakan konjungsi
yang banyak.
Ia turun dari ranjang lalu bersijingkat dan membuka jendela lalu
menatap bintang-bintang dan apa gerangan dirinya yang ada di luar semesta.
17.
Eumarasio
Gaya bahasa yang menggambarkan suatu kejadian agar keseluruhan
maksud kalimat lebih jelas dan lugas.
18.
Retoris
Majas yang berupa kalimat tanya yang jawabannya sudah diketahui
penanya, tujuannya untuk memberikan penegasan pada masalah yang diuraikan untuk
meyakinkan ataupun sebagai sindiran.
Siapa yang mau hidup sulit?
Memangnya kamu mau ganti ?
ii. MAJAS perbandingan
1. Perumpamaan (Simile)
Majas perumpamaan adalah
padanan kata simile dalam bahasa
Inggris. Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan
dan sengaja dianggap sama. Perbandingan itu secara eksplisit dijelskan olh
pemakaian kata seperti, sebagai, ibarat,
umpama, bak, laksana, dan lain-lain. (Tarigan, 2011:160)
Seperti air di daun
keladi
Laksana bulan purnama
bagai pinang dibelah dua
2. Metafora (Kiasan)
Kiasan atau metafora
ialah perbandingan yang implisit – jadi tanpa kata seperti atau sebagai – di
antara dua hal yang berbeda (Moeliono;1984:3) dalam Tarigan (2011:162).
Metafora adalah sejenis majas perbandingan yang palng singkat, padat, dan
tersusun rapi.
Nani jinak-jinak merpati
Perpustakaan adalah
gudang ilmu
Dia anak emas pamanku
3. Personifikasi
Personifikasi berasal
dari bahasa Latin persona (orang,
pelaku, aktor, atau topeng yang dipakai dalam drama) (Tarigan, 2011:163).
Personifikasi merupakan jenis majas yang melekat pada sifat-safat insani kepada
barang yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak.
Angin pagi mengelus tubuh kami dengan mesranya.
Burung pipit menari-nari
dengan indahnya
4. Depersonifikasi
Majas yang menampilkan manusia sebagai binatang,
benda-benda alam, atau benda lainnya.
Aku mematung melihat
ketampanan personil boy band itu.
Mereka terpaku
melihat kejadian yang tragis itu.
5. Antitesis
Secara kalamiah antitesis berarti ‘lawan yang tepat’.
Antitesis adalah majas yang mengadakan komparasi atau perbandingan antara dua
antonim.
Gadis yang secantik si Ida diperistri oleh Dedi
yang jelek itu.
Dia bergembira atas kegagalan
orang lain.
6. Alegori
Alegori adalah majas yang menggunakan lambang-lambang yang
termasuk dalam alegon, Menurut Tarigan
(2011:164) alegori merupakan metafora yang diperluas dan berkesinambungan,
tempat objek-objek atau gagasan-gagasan diperlambangkan. Alegori mengandung sifat moral atau spiritual
manusia. Fabel dan parabel merupakan algeori-alegori singkat.
Fabel : Kancil dan Buaya
Parabel : Cerita Adam dan Hawa
7. Alusio
Gaya bahasa atau majas
perbandingan yang menyajikan ungkapan-ungkapan yang telah umum atau lazim
digunakan di masyarakat.
Dia adalah buah hati yang telah lama pergi.
Pengusaha itu sudah lama
gulung tikar karena tak pernah
menggaji karyawannya.
Mereka adalah kaki tanganku.
8. Asosiasi
Majas yang membandingkan
antara dua hal atau keadaan yang pada hakikatnya berbeda tetapi dianggap sama.
Kau bagaikan rembulan
Kau bagaikan matahari
MAJAS PERTENTANGAN
1. Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih baik jumlah, ukuran, maupun sifatnya dengan tujuan untuk menekan, memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Moeliono (1984) dalam Tarigan (2011:166) memaparkan bahwa hiperbola ialah ungkapan yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnya dimaksudkan: jumlahnya, ukurannya, atau sifatnya
Hiperbola adalah majas yang mengandung pernyataan yang berlebih baik jumlah, ukuran, maupun sifatnya dengan tujuan untuk menekan, memperhebat, meningkatkan kesan dan pengaruhnya. Moeliono (1984) dalam Tarigan (2011:166) memaparkan bahwa hiperbola ialah ungkapan yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnya dimaksudkan: jumlahnya, ukurannya, atau sifatnya
saya terkejut setengah mati melihat penampilan yang menegakkan bulu roma dan menghentikan detak jantung.
Tabungannya berjuta-jut, emasnya
berkilo-kilo
2.
Litotes
Litotes adalah kebalikan dari hiperbola. Litotes mengurangi atau melemahkan kekuatan pernyataan yang sebenarnya. Litotes berasal dari kata Yunani litos yang berarti ‘sederhana’.
Apa yang kami berikan ini memang tak berarti buatmu.
Litotes adalah kebalikan dari hiperbola. Litotes mengurangi atau melemahkan kekuatan pernyataan yang sebenarnya. Litotes berasal dari kata Yunani litos yang berarti ‘sederhana’.
Apa yang kami berikan ini memang tak berarti buatmu.
Singgahlah ke gubuk kami yang kecil ini.
3.
Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan, dengan maksud mengejek. Ironi mengimplikasikan sesuatu yang nyata berbeda, bahkan ada kalanya betentangan dengan yang sebenarnya dkatakan itu.
Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang bertentangan, dengan maksud mengejek. Ironi mengimplikasikan sesuatu yang nyata berbeda, bahkan ada kalanya betentangan dengan yang sebenarnya dkatakan itu.
Oh, kamu baru bangun; baru pukul dua
belas sekarang ini.
Bukan main rajin sekali kamu, sudah
lima hari kamu bolos bulan ini.
Bagus benar rapormu Mir, banyak merahnya.
4.
Oksimoron
Oksimoron adalah majas yang mengandung penegakan atau pendirian suatu
hubungan sintaksis antara dua antonim.
Olahraga
mendaki gunung memang menarik perhatian,
walaupun sangat berbahaya.
Siara
televisi berfungsi sebagai sarana
perdamaian, tetapi dapat juga sebagai penghasut
peperangan
Bahasa dipakai sebagai alat pemersatu suatu bangsa, tetapi dapat juga sebagai alat pemecah belah
5.
Paranomasia
Paranomasia adalah majas yang berisi penjajaran kata-kata yang berbunyi
sama, tetapi bermakna lain; kta-kata yang sama bunyinya, tetapi artinya berbeda
(Ducrot and Todorov;1981:278) dalam Tarigan (2011:168)
Oh adindaku sayang, akan kutaman bunga
tanjung di pantai tanjung hatimu.
Di samping menyukai susunan indah, saya pun mendambakan susu nan indah.
Kami menerima ban tuan ini sebagai bantuan yang sangat berharga
6. Paralipsis
Paralipsis merupakan suatu formula yang
dipergunakan sebagai sarana untuk menerangkan bahwa seseorang tidak mengatakan
apa yang tersirat dalam kalimat itu sendiri. (Ducrot and Todorov;1981:278)
dalam Tarigan (2011:168)
Pak guru sedang memuji anak itu, maksud saya memarahinya.
Tidak ada orang yang menyenangi kamu, maaf maksud saya
membencimu.
7. Zeugma
Zeugma adalah majs yang merupakan
koordinasi atau gabungan gramatis dua kata yang mengandung ciri-ciri semantik
yang betrentangan (abstrak dan konkret)
Anak itu rajin dan malas di
sekolah
Tua dan muda, kaya dan miskin, pintar dan bodoh, semua akan mati kelak, tanpa
terkecuali.
Jauh atau dekat, anak-anak atau orang dewasa, sama saja; ongkos pete-pete empat ribu
rupiah.
8.
Satire
Satire adalah majas sejenis argumen atau puisi atau karangan yang berisi kritik sosial baik secara terang-terangan maupun terselubung.
Jemu aku dengan bicaramu
Kemakmuran, keadilan, kebahagiaan
Sudah sepuluh tahun engkau bicara
Aku masih tak punya celana
Budak kurus pengangkut sampah
Satire adalah majas sejenis argumen atau puisi atau karangan yang berisi kritik sosial baik secara terang-terangan maupun terselubung.
Jemu aku dengan bicaramu
Kemakmuran, keadilan, kebahagiaan
Sudah sepuluh tahun engkau bicara
Aku masih tak punya celana
Budak kurus pengangkut sampah
9.
Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Menyatakan yang seolah-olah berlawanan dengan pendapat umum atau kebenaran tetapi kenyataannya mengandung kebenaran.
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Menyatakan yang seolah-olah berlawanan dengan pendapat umum atau kebenaran tetapi kenyataannya mengandung kebenaran.
Teman akrab adakalanya merupakan musuh sejati.
10.
Sinisme
Sinisme merupakan gaya bahasa yang menyatakan sindiran secara langsung dan
cara pengungkapan yang lebih kasar
Barang murahan seperti itu dipamerkan.
cih...
11.
Sarkasme
Sarkasme merupakan bentuk ironi yang mengandung kepahitan serta kekasaran;
bentuk ironi yang bersifat mencemoohkan, menyakiti hati, dan dan selalu
ditujukan pada pribadi tertentu.
Hanya anjing yang membuang sampah di
sini !
Yang kencing di sini berarti anjing !
12.
Inuendo
Inuendo merupakan gaya bahasa yang mengecilkan makna yang sebenarnya.
Dicubit sedikit saja, sudah marah.
Kuenya diiambil sedikit saja, ia
langsung mengaduh pada ibunya.
13.
Okupasi
Majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan
bantahan. Namun bantahan tersebut kemudian diberi penjelasan/diakhiri
dengan kesimpulan.
14.
Antifrasis
Antifrasis merupakan gaya bahasa sindirian yang menggunakan kata-kata yang
bermakna kebalikannya dan bernada ironis.
15.
Antiklimaks
Antiklimaks adalah suatu pemyataan yang berisi gagasan-gagasan yang disusun dengan urutan dari yang penting hingga yang kurang penting.
Jangankan sepuluh ribu, seribu, atau seratus, satu rupiah pun aku tak punya.
Antiklimaks adalah suatu pemyataan yang berisi gagasan-gagasan yang disusun dengan urutan dari yang penting hingga yang kurang penting.
Jangankan sepuluh ribu, seribu, atau seratus, satu rupiah pun aku tak punya.
16.
Kontradiksi Internimis
Majas yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan
apa yang sudah dikatakan sebelumnya.
17.
Histeron prosteron
Gaya bahasa yang berwujud kebalikan dri sesuatu yang logis.
18.
Histeron protesteron
Gaya bahasa atau majas pertentangan yang berwujud kebalikan dari suatu yang
logis.
IV. MAJAS PERTAUTAN
1.
Metonimia
Metonimia ialah
majas yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan orang, barang,
atau hal sebagai penggantinya.
Para siswa di sekolah kami senang sekali membaca ST Alisyahbana
Para siswa di sekolah kami senang sekali membaca ST Alisyahbana
Dalam pertandingan kemarin,
saya hanya memperoleh perunggu, sedangkan
teman saya perak.
2. Sinekdoke
Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama sebagian sebagai nama pengganti nama keseluruhan, atau sebaliknya (Moeliono, 1984:3) dalam Tarigan (2011:171)
Contoh Sinekdoke pars pro toto: Tujuh ekor sapi telah dipotong saat Idul Adha.
Contoh Sinekdoke totem pro parte: Besok Indonesia akan melawan Brazilia.
Sinekdoke adalah majas yang menyebutkan nama sebagian sebagai nama pengganti nama keseluruhan, atau sebaliknya (Moeliono, 1984:3) dalam Tarigan (2011:171)
Contoh Sinekdoke pars pro toto: Tujuh ekor sapi telah dipotong saat Idul Adha.
Contoh Sinekdoke totem pro parte: Besok Indonesia akan melawan Brazilia.
3.
Alusio/kilatan
Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh yang telah umum dikenal/diketahui orang.
Saya ngeri membayangkan kembali peristiwa Wasterling di Sulawesi Selatan.
Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung ke suatu peristiwa atau tokoh yang telah umum dikenal/diketahui orang.
Saya ngeri membayangkan kembali peristiwa Wasterling di Sulawesi Selatan.
Tugu ini mengenangkan kita kembali ke peristiwa Bandung Selatan.
4.
Eufemisme
Eufimisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar, dianggap merugikan, atau tidak menyenangkan. Namun, eufemisme dapat juga dengan mudah melemahkan kekuatan diksi pengarang.
Eufimisme adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar, dianggap merugikan, atau tidak menyenangkan. Namun, eufemisme dapat juga dengan mudah melemahkan kekuatan diksi pengarang.
Meninggal dari kata mati
Tunakarya dari kata pengangguran
5.
Elipsis/pretario
Elipsis adalah majas yang di dalamnya dilaksanakan pembuangan atau penghilangan kata atau kata-kata yang memenuhi bentuk kalimat berdasarkan tata bahasa.
Elipsis adalah majas yang di dalamnya dilaksanakan pembuangan atau penghilangan kata atau kata-kata yang memenuhi bentuk kalimat berdasarkan tata bahasa.
Dia dan istrinya ke Jakarta
minggu lalu (penghilangan predikat:
pergi/berangkat)
Nenek saja besok pagi. (penghilangan predikat)
6. Inversi
Inversi adalah majas yang merupakan permutasi atau
perubahan urutan unsur-unsur kontruksi sintaksis. Dengan perkataan lain
perubahan urutan SP (Subjek Predikat) menjadi PS (Predikat Subjek).
Saya lapar
à lapar
saya
Dia datang à datang
dia
7. Gradasi
Gradasi adalah majas yang mengandung suatu rangkaian atau
urutan kata atau istilah yang secara sintaksis bersamaan yang mempunyai satu
atau beberapa ciri semantik secara umum dan paling sedikit satu ciri
diulang-ulang dengan perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif.
Kami berjuang dengan satu tekad; tekad harus maju; maju
dalam kehidupan; kehidupan yang layak
dan baik; baik secara jasmani dan rohani; jasmani dan rohani
yang diridai oleh Tuhan.
8. Antonomasia
Gaya bahasa atau majas yang memberikan sebutan atau nama
lain terhadap seseorang atau sesuatu sesuai dengan sifat yang dimilikinya.
Si manja itu mulai berulah lagi
Si negro menghentikan kakinya. (Si Negro merupakan sebutan untuk
orang berkulit hitam)
9. Simetris
Gaya bahasa yang menggantikan suatu kalimat dengan
kalimat lain tetapi artinya masih sama.
2 komentar:
Artikelnya bermanfaat kak, ini saya juga punya artikel tentang majas, semoga dapat saling melengkapi
Macam Majas beserta Contoh dan Penjelasannya - MARKIJAR.Com
permisi numpang promo
Refiza souvenir menyediakan tasbih premium, souvenir tasbih, buku doa menjelang pernikahan, buku aqiqah, buku yasin, buku surah Al-Kahfi, buku tasyakuran, amplop lebaran. cek katalog kita di www.refiza.com
Posting Komentar