Minggu, 26 April 2020

Ramadhan sebagai Iman Booster


Bulan Ramadhan merupakan bulan yang begitu ditunggu-tunggu kehadirannya oleh umat muslim. Kekusyukan Ramadhan begitu dinanti, religiusitas kental terasa. Bulan yang dianggap hangusnya dosa-dosa sebab amal saleh yang dilakukan.  

       Berbahagialah kita yang berkesempatan menghirup aroma bulan suci Ramadhan yang penuh berkah ini. Bulan yang diagung-agungkan dan begitu teristimewa bagi mereka yang serius mengamalkannya. Belum lagi, pada satu malamnya, malam yang keutamaannya melebihi seribu bulan, yakni malam Lailatul Qadar. Bukan hanya itu, keistimewaan bulan suci Ramadhan dengan bulan-bulan yang lainnya pun tampak begitu signifikan. Bulan Ramadhan merupakan waktu terbaik untuk berdoa, sebab banyak waktu yang mustajab seiring dengan dilakukannya secara ikhlas dengan adab-adab yang baik. Pahala dilipatgandakan, pintu kebaikan dibukakan, pengampunan dosa terbuka selebar-lebarnya bagi yang bersungguh-sungguh bertaubat, dan tentunya bulan Ramadhan adalah bulan yang baik untuk bersedekah, sebab dengan bersedekah di bulan Ramadhan, kita bisa merasakan bahwa tidak semua orang dapat merasakan kenikmatan yang kita miliki. Masya Allah,  Ramadhan, kau begitu spesial untuk diabaikan dan dibiarkan pergi begitu saja...

Namun, bulan Ramadhan kali ini memiliki napas yang berbeda. Tidak sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Suara imam masjid dan lantunan salawat menjelang terawih tidak mendengung dengan syahdunya. Jalan setapak hingga jalan raya tidak lagi ramai disisir oleh hamba-hamba Allah yang bergegas ke masjid. Ibu-ibu majelis taklim nganggur untuk menyediakan buka puasa di masjid sebelah rumah. Tidak ada reuni yang terbungkus dengan istilah buka puasa bareng. Nihil yang ngabuburit atau sekadar menghabiskan waktu menjelang azan magrib berkumandang. Tak ada salim silahturrahim  dengan kerabat dan rekan kantor sebelum libur awal puasa tiba. Tak ada mudik atau pulang kampung bagi ia sang perantau. Dan ada rindu yang berkelebat bagi ia yang sedang menunggu kehadiran sanak saudara, istri, anak yang terpaksa memilih tetap berada di tanah rantau.

       Ramadhan kali ini adalah Ramadhan yang tak biasa. Kita tidak hanya diuji dengan menahan hawa nafsu, bukan sekadar makan dan minum, tapi pengendalian diri menjadi poin utama di saat seperti ini. Satu virus yang keberadaannya entah ada di mana saja menjadi ujian kita. Kesabaran dan keikhlasan menjadi dua hal penting yang perlu kita tanamkan dalam diri. Semua bersedih, marah, hingga emosi yang naik turun. Ada rindu yang buncah, tidak sedikit tangis yang menggelegar hanya sampai di rongga dada, sebab sekadar ingin kumpul bersama keluarga tecinta. Semua dilakukan demi menghentikan arus penyebaran virus Covid-19 ini. Mematuhi aturan pemerintah dan menerimanya dengan hati legowo meskipun teramat nyelekit.

       Ramadhan dan Corona adalah sebuah berpaduan yang disatukan Allah dengan maksud dan tujuan. Sama seperti jodoh, Allah akan mempersatukan dua orang yang saling mencintai jika ia berkehendak dan ia akan membuatnya terpisah jika Ia pula yang berkehendak. Begitu pula Bulan Ramadhan di tengah pandemi Covid-19 ini. Allah memadukan keduanya untuk saling bertemu, agar manusia bisa lebih mengevaluasi diri dalam hal ibadah. Mungkin pada Ramadhan sebelumnya, kita digerayangi oleh banyaknya tugas kantor hingga akhirnya ibadah-badah sunnah yang bisa kita lakukan selama Ramadhan menjadi terpinggirkan. Kita akhirnya lebih banyak mengkhatamkan Alquran di rumah hingga tersempatkan membaca terjemahannya jua. Kita akhirnya paham, bahwa sanak saudara, istri, suami, orang tua di sisi kita begitu bermakna kehadirannya apalagi momen di saat bangun sahur dan berbuka puasa.

       Di sini saatnya, kita memahami makna kesehatan dan makna keimanan. Di tengah kondisi pandemi ini, imun tubuh perlu kita jaga dengan memakan makanan bergizi, menerapkan pola hidup sehat dan bersih, kalau perlu mengonsumsi suplemen penambah daya tahan tubuh. Dan untuk bulan Ramadhan yang spesial ini, kita jadikan sebagai iman booster untuk jiwa raga kita. Lebih memaknai waktu untuk bersyukur pada Allah, memperbanyak ibadah dan tafakkur atas segala yang terjadi, mengerjakan ibadah-ibadah sunnah, mentadabburi ayat suci Alquran dan mengamalkannya, kesabaran ekstra, hati yang lapang, serta meningkatkan frekuensi iman kita agar berkesinambungan dari bulan ke bulan.

       Semoga masa pandemi ini segera berakhir,  tak ada lagi PSBB, tak ada lagi yang sakit, tak ada lagi yang merenggut nyawa akibat virus ini. Semoga Ramadhan segera bercerai dengan Covid-19.  Covid-19  segera berlalu dan membekas dalam sejarah, dan Ramadhan tahun ini sebagai bulan iman booster kita. Amin-amin Ya Rabbalalamin.
      

Tidak ada komentar: